Jakarta, TAMBANG – Sejumlah bursa saham Asia bergerak positif, meski masih diselimuti kekhawatiran dampai pengenaan tariff tambahan terhadap sejumlah barang impor dari China oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya, untuk kembali masuk.
Sementara di zona Eropa, laju bursa saham Eropa turut bergerak positif, dimana pelaku pasar juga memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk, meski masih mencermati dampak dimulainya perang dagang AS-China. Indeks pan-European Euro Stoxx 600 mengalami kenaikan dengan dorongan hampir seluruh sektor saham.
Di bursa AS, kenaikan saham-saham teknologi mampu mengembalikan indeks saham AS ke zona hijau, terutama saham-saham Facebook, Microsoft, dan Amazon. Tidak hanya itu, kenaikan saham-saham lainnya pun turut mendukung kenaikan indeks saham AS. Pelaku pasar menilai, meski AS mengenakan tarif tambahan dari sejumlah barang-barang impor China namun, belum ada tanggapan dari China untuk membalas pengenaan tarif tersebut, sehingga cukup direspon positif oleh pelaku pasar.
Review Bond Market Update
Pergerakan imbal hasil obligas AS yang bergerak naik berimbas pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri yang cenderung variatif melemah. Pelaku pasar kembali memanfaatkan kenaikan sebelumnya kembali melakukan aksi jualnya. Kenaikan imbal hasil obligasi seiring dengan meningkatnya inflasi di AS sehingga timbul perkiraan The Fed akan kembali menaikan suku bunganya. Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 0,90 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 8,94 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 3,19 bps.
Laju pasar obligasi cenderung bergerak turun seiring mulai adanya aksi jual. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±5 tahun dengan harga 92,98 persen, memiliki imbal hasil 7,37 persen atau turun 0,007 bps dari sebelumnya di harga 92,95 persen memiliki imbal hasil 7,38 persen.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 95,04 persen, memiliki imbal hasil 8,00 persen atau naik 0,064 bps dari sehari sebelumnya di harga 95,65 persen memiliki imbal hasil 7,94 persen.
Pada Kamis (12/7), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,35 bps di level 111,10 dari sebelumnya di level 111,49. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun 0,15 bps di level 105,86 dari sebelumnya di level 106,03. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 7,523 persen dari sebelumnya di level 7,520 persen dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,85 persen dari sebelumnya di level 2,86 persen sehingga spread di level kisaran 467,1 bps lebih tinggi dari sebelumnya 466,2 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali cenderung variatif turun tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 9,20-9,25 persen. Pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 9,97-10,00 persen. Pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,02-11,03 persen, dan pada rating BBB di kisaran 13,70-13,96 persen.
Dengan peningkatan imbal hasil AS yang terjadi, dimana dapat berimbas pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri dapat membuka kembali peluang pelemahan. Diharapkan sentimen dari Rupiah dapat bertahan positif di tengah kenaikan yang terjadi pada USD. Aksi jual pun dimungkinkan kembali terjadi. Tetap cermati dan waspadai jika masih adanya berbagai sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi kembali melemah.