Beranda Tambang Today Bursa Asia Bergerak Variatif Merespon Obligasi AS

Bursa Asia Bergerak Variatif Merespon Obligasi AS

Jakarta, TAMBANG – Pergerakan variatif kembali terjadi pada sejumlah indeks saham Asia, dimana pelaku pasar merespon kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

 

Binaartha Institutional Research, pada Jumat (18/5) merilis, pelaku pasar juga mencermati progres negosiasi pembicaraan kesepakatan perdagangan antara AS dan China.

 

Nikkei mampu menguat meski rilis data _core machinery orders_ tercatat turun namun, diimbangi dengan beberapa berita positif pada industri migas dan asuransi. Kospi melemah dengan pergerakan variatif pada sektor teknologi. Begitupun dengan sejumlah indeks saham China dan Australia yang turut melemah. Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati rencana pertemuan Korea Utara dan AS.

Sementara di Zona Eropa, kembali menguatnya pergerakan harga sejumlah komoditas memberikan sentimen positif pada saham-saham energi sehingga berimbas positif pada laju sejumlah indeks saham Eropa.

 

Indeks pan-European Stoxx600 naik 0,5 persen dengan pergerakan positif pada berbagai sektor. Saham-saham ritel Eropa bergerak positif setelah adanya rilis berita penandatangan kesepakatan kontrak eksklusif antara Ocado dengan peritel AS, Kroger. Saham-saham utilitas juga tercatat naik setelah adanya sejumlah berita positif dari para emitennya.

 

Sementara itu, adanya indikasi tidak tercapainya kesepakatan dalam proses negosiasi perdagangan antara AS dan China memberikan sentimen negatif pada sejumlah indeks saham AS, sehingga pergerakannya cenderung berbalik melemah.

 

Saham-saham teknologi paling terkena dampaknya, bergerak melemah dan berimbas pada pergerakan saham-saham lainnya. Selain itu, pelemahan juga dipicu kekhawatiran akan tidak akan tercapainya kesepakatan nuklir antara AS dan Korea Utara, serta kembali meningkatnya imbal hasil obligasi AS.

 

Pergerakan di atas 3 persen, telah disebut sebagai level signifikan secara psikologis, yang dapat membuat ekuitas tampak kurang menarik.

 

Mulai adanya aksi beli dengan memanfaatkan pelemahan maupun masih rendahnya sejumlah harga membuat IHSG mampu mengalami kenaikan. Pergerakan nilai tukar Rupiah yang tertahan pelemahannya seiring antisipasi rilis RDG Bank Indonesia cukup membantu IHSG berbalik naik.

 

Bahkan IHSG mampu naik di tengah pelemahan sejumlah indeks saham Asia dan meningkatnya nilai tukar USD. Akan tetapi, tidak lama kemudian laju IHSG kembali tenggelam. Pelaku pasar memanfaatkan kenaikan sesaat untuk kembali melakukan aksi jualnya.

 

Asing mencatatkan _nett sell_ Rp 642,72 miliar dari sebelumnya _nett sell_ Rp 709,40 miliar.

 

IHSG pada Jumat (18/5)

Pelemahan IHSG sebesar 25,54 poin atau 0,44 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan sebelumnya yang menguat 3,35 poin atau 0,06 persen. Pergerakan IHSG berada di bawah target support 5823-5834.

 

Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5792-5803 dan resisten 5832-5843. Pelemahan yang kembali terjadi merupakan kepanikan dan antisipasi terhadap rilis penentuan suku bunga acuan Bank Indonesia.

 

Meski posisi IHSG kembali rentan terjadi pembalikan arah melemah namun, diharapkan rilis suku bunga tersebut dapat memberikan sentimen positif seperti layaknya pergerakan Rupiah yang mampu bergerak positif. Diharapkan aksi beli dapat kembali bertahan untuk menjaga IHSG tidak mengalami pelemahan lebih dalam.

 

Meski demikian, tetap mewaspadai terhadap sentimen-sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah.