Banyuwangi, TAMBANG – Salah satu perusahaan tambang terkemuka Indonesia, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tengah menjalani perubahan besar dalam visi dan fokusnya. Masa depan MDKA terlihat semakin bersinar dengan ekspansi pada proyek ambisius di Blok Tujuh Bukit, Banyuwangi yakni proyek tambang tembaga underground.
Direktur Eksternal MDKA, Boyke Poerbaya Abidin menyatakan proyek yang punya terowongan sepanjang 1.890 meter tersebut ditargetkan berproduksi pada 2027.
“Tambang bawah tanah sudah kita lakukan drilling, kemudian juga development, yang diharapkan dalam 3-4 tahun ke depan ini bisa menyelesaikan tahap studi kelayakan juga tahapan konstruksi, sehingga diharapkan bisa berproduksi,” kata Boyke saat ditemui di Blok Tujuh Bukit, Kamis (7/9).
Proyek lanjutan tambang emas terbuka ini memiliki total kapasitas produksi hingga 24 juta ton bijih per tahun. Proyek ini dapat memberikan produksi maksimal 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ons emas dalam konsentrat per tahun.
Sumber Daya Mineral yang terkandung di proyek underground mencapai 1,71 miliar ton bijih dengan kadar 0,47% tembaga dan 0,50 g/t emas yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas.
Sumber Daya Terindikasi 442 juta ton dengan 0,60% tembaga dan 0,66 g/t emas. Kandungan bijih kelas dunia tersebut dapat dibandingkan dengan Tambang Tembaga Emas Batu Hijau di Sumbawa dan Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua.
“Proyeksi tambang tembaga kita yang underground ini kategorinya cukup besar, bahkan kategorinya kelas dunia. Kelas dunia itu artinya umur tambangnya bisa 20 sampai 30 tahun,” bebernya.
Sejak 2018, Merdeka telah melakukan investasi signifikan terhadap Proyek Tembaga Tujuh Bukit, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.
Safety Supervisor Departemen Underground PT Bumi Suksesindo (BSI), Nurfalah menyebut saat ini proyek underground tembaga MDKA yang juga digarap BSI, masih tahap eksplorasi dan pemeliharaan fasilitas.
“Saat ini underground operation kita masih dalam tahap perawatan fasilitas underground selama proses eksplorasi berlangsung. Kita belum produksi. Kita masih di fase eksplorasi,” ujar Nurfalah.
Menurut Nurfalah, perawatan yang dilakukan meliputi sistem ventilasi dan transportasi terowongan.
“Perawatannya mengacu standar Perusahaan yang ada dan kedua regulasi. Maintenance itu kan areal terbatas, pertama suplai udara atau ventilasi,” papar dia.
“Sistem ventilasi kita push and full. Jadi ada yang didorong dan dihisap. Yang tiga saluran ini adalah untuk menghisap udara kotor yang ada di dalam dan ada lagi motor yang mendorong kendaraan, itu yang kita rawat agar jangan sampai rusak,” jelasnya.
Sebagai informasi, proyek tambang emas Blok Tujuh Bukit MDKA diperkirakan berakhir pada tahun 2026. Jika mengacu Minerba One Data Indonesia (MODI), Kementerian ESDM, izin usaha pertambangan (IUP) BSI akan berakhir pada tahun 2030.