Jakarta, TAMBANG – Perusahaan penyedia teknologi dan layanan industri agregat, pemrosesan mineral dan pemurnian logam, PT Metso Outotec Indonesia (Metso) resmi membuka kantor baru di bilangan Jakarta Selatan, Senin (21/8).
Interim President and CEO Metso, Eeva Sipila menyebut pembukaan kantor anyar ini bagian dari strategi Perusahaan untuk menyambut industri hilirisasi di RI yang tengah bergeliat. Terutama di sektor pertambangan dan logam, khususnya untuk kebutuhan bahan baku baterai kendaraan listrik.
“Untuk mengakomodir pertumbuhan bisnis Metso di Indonesia dan memperkuat kehadirannya di kawasan Asia, Metso membuka kantor baru yang lebih besar di Jakarta,” ucap Eeva.
“Indonesia beruntung masih bisa mengolah sumber daya terutama logam yang sangat kritis untuk elektrifikasi, nikel dan lain-lain,” imbuhnya.
Katanya, Indonesia memiliki sejumlah cadangan dan sumber daya mineral terbesar di dunia, sehingga memiliki peran kunci dalam mendorong proses transisi energi global. Di kancah dunia, Indonesia adalah produsen utama logam baterai seperti tembaga, nikel, dan emas.
“Indonesia juga memiliki sumber daya timah, bauksit, batu bara, dan perak yang signifikan. Metso bangga bermitra dengan Pemerintah Indonesia dan komunitas bisnis dalam mengembangkan sumber daya logam baterai untuk mendorong transisi energi,” beber dia.
Teknologi Andal Hilirisasi Mineral
Vice President Sales dan Service Asia, Irma Kurniawati menyatakan bahwa kiprah Metso di Indonesia sudah setengah abad dengan beragam pelanggan baik dari pemerintahan maupun swasta. Terbaru, Metso menyuplai teknologi smelter peleburan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur.
“Bersama PTFI dan kontraktor EPC PT Chiyoda International Indonesia, smelter tembaga ini akan menetapkan standar baru bagi industri smelter tembaga dalam memenuhi standar internasional yang paling ketat dan persyaratan efisiensi,” ucap Irma.
Teknologi yang diterapkan di PTFI adalah Metso Copper Flash Smelting atau teknologi peleburan tembaga yang paling banyak diterapkan di dunia. Teknologi ini salah satu solusi untuk mencapai komitmen Planet Positive.
“Dengan menggunakan teknologi ini, pelanggan Metso di seluruh dunia menghindari lebih dari 1,6 juta ton emisi CO2 pada tahun 2020m,” ucapnya.
Di komoditas timah, Metso berhasil menyediakan teknologi smelter ausmelt milik PT Timah Tbk di Bangka Belitung. Smelter tersebut menggunakan teknologi Metso Ausmelt TSL yang mampu mengurangi potensi kehilangan timah selama proses peleburan dan memungkinkan pemrosesan yang lebih efisien.
“Hal ini juga memungkinkan PT Timah untuk mengolah timah kelas rendah dari deposit di darat,” beber dia.
Untuk menjaga alat tetap andal, Perusahaan juga menyediakan layanan servis dan purna jual dengan optimal. After market, imbuh Irma, menjadi salah satu fokus utama Perusahaan dalam menjalankan bisnis penyediaan teknologi hilirisasi tersebut.
“Jadi setelah kita jual teknologi, kita ada after market. Kostumer kita gak ditinggal. Itu yang menjadi salah satu inti pekerjaan kita atau usaha kita,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Metso sebelumnya sudah punya kantor di Jakarta, namun karena berbagai pertimbangan, Perusahaan memutuskan membuat kantor baru dengan ukuran dua kali lipat. Katanya, Kantor baru yang diperluas di Jakarta memastikan bahwa Metso dapat terus mendorong pertumbuhan pelanggan dalam komunitas pertambangan Indonesia yang dinamis.
Dengan peresmian kantor pusat baru di Jakarta, Metso menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan di Indonesia. Kantor pusat di Jakarta akan membantu mendorong penjualan, menyiapkan proyek untuk implementasi, mengoordinasikan pasokan domestik, dan memberikan solusi siklus hidup, perbaikan, dan layanan untuk pelanggan Metso yang sudah ada. Tim Metso di Indonesia juga terus bekerja sama untuk mendukung dan mengembangkan kompetensi lokal.