Jakarta, TAMBANG – Presiden Direktur PT Adaro Indonesia, Priyadi resmi terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Melalui pemilihan dalam musyawaroh anggota, jebolan teknik tambang Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta itu, menggantikan ketua umum sebelumnya yakni Pandu Patria Sjahrir.
Dalam sambutannya, ia menekankan bakal melakukan konsolidasi internal antarpelaku usaha. Tujuannya untuk bisa saling bersinergi menciptakan operasional pertambangan batu bara yang efisien. Namun pada saat yang sama, kontribusi sektor pertambangan batu bara terhadap negara dapat semakin meningkat.
“Yang akan kami lakukan membawa cita-cita APBI yaitu menjadi organisasi strategis, baik bagi pemerintah maupun perusahan. Supaya bisa membangun industri pertambangan secara efisien untuk tujuan pembangunan nasional. Bagaimana pendapatan negara meningkat tanpa menaikkan produksi,” tegasnya saat dijumpai TAMBANG, Kamis (2/5).
Dalam beberapa tahun terakhir, sambung Priyadi, industri batu bara mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Saat pandemi Covid-19 terjadi, harga batu bara sempat anjlok, kemudian melompat drastis hingga mencetak rekor ketiga terjadi konflik antara Rusia-Ukraina.
Meski industri batu bara menenggak untung saat terjadi kondisi krisis. Namun kondisi demikian tidak bisa diandalkan dan tidak dapat diprediksi secara pasti.
Sehingga, pelaku usaha mesti bergerilya mencari cara untuk bisa menciptakan ketahanan dalam berbagai kondisi. Tujuannya agar operasi pertambangan dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Yang menjadi catatan, harga itu tidak bisa kita prediksi, di awal memasuki krisis pandemi yang pertama, harga batu bara langsung turun, tidak disangka ada perang, kita tidak pernah mengharapkan itu, namun kenyataannya harga naik. Bisa dibilang, itu keuntungan yang tidak terencana. Oleh karena itu, ketahanan industri batu bara harus disiapkan dalam segala kondisi,” tegasnya.
Sebagai informasi, selama ini Priyadi tercatat aktif sebagai pengurus APBI. Ia juga terlibat dalam Forum Reklamasi Hutan pada Lahan Bekas Tambang di bawah naungan APBI.
Adapun secara sepak terjang, Priyadi tercatat berkarir di industri pertambangan batu bara lebih dari 28 tahun. Ia memulai karir profesionalnya di PT Tanito Harum selepas lulus kuliah. Setahun kemudian, ia pindah ke Adaro Indonesia.
Kini, selain menjadi bos Adaro Indonesia, ia juga menduduki sejumlah jabatan penting di berbagai anak usaha Adaro. Misalnya, Priyadi tercatat sebagai Direktur Hubungan Eksternal di perusahaan Adaro Metcoal.