Beranda Mineral Biaya Operasional Eksplorasi Timah Mencapai Rp 25 Miliar

Biaya Operasional Eksplorasi Timah Mencapai Rp 25 Miliar

Jakarta – TAMBANG. Sampai dengan April 2015, PT Timah (Persero), Tbk (TINS) telah mengeluarkan Rp 25,21 miliar untuk operasional eksplorasi di daerah Bangka Belitung dan Kundur. Sementara tambahan Rp 13,63 miliar dicatatkan sebagai investasi eksplorasi.

 

Kegiatan eksplorasi PT Timah meliputi lokasi laut dan darat. Untuk eksplorasi laut, daerahnya meliputi Perairan Bangka, Perairan Belitung Timur, dan Perairan Kundur Barat. Pemboran prospeksi dan pemboran rinci dilakukan dengan menggunakan 6 unit kapal bor.

 

“Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan sumber daya tereka 3.542 ton, sumber daya tertunjuk 2.158 ton, dan sumber daya terukur 7.570 ton. Semuanya merupakan tipe endapan timah alluvial,” Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan PT Timah, melaporkan secara tertulis, Senin (11/5).

 

Sementara kegiatan eksplorasi di darat meliputi pemetaan geologi, pencatatan inti, percontohan inti, pengukuran grid bor, dan pemboran timah primer di Pulau Bangka dan Pulau Pulau Belitung. Kemudian kegiatan pemboran timah alluvial berupa pemboran prospeksi dan evaluasi produksi penambangan juga dikerjakan di Pulau Bangka. Selain itu, di daerah Air Inas di Bangka Selatan dilakukan pula survei geofisika, geolistrik, dan geomagnet.

 

“Kegiatan eksplorasi sampai dengan bulan April 2015 di darat mendapatkan sumber daya tipe endapan timah primer dan tipe endapan timah alluvial. Untuk tipe endapan timah primer, perolehan sumber dayanya masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu sumber daya tereka sebesar 50.179, sumber daya tertunjuk sebesar 7.846 yang tertunjuk, dan sumber daya terukur sebesar 4.536 ton. Sedangkan untuk tipe endapan timah alluvial mendapatkan sumber daya tereka sebesar 8 ton, sumber daya tertunjuk sebesar 74 ton, dan sumber daya terukur 204 ton,” tambahnya.

 

Sepanjang bulan Mei ini, PT Timah telah merencanakan evaluasi dan kelanjutan kegiatan bulan sebelumnya. Kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di laut direncanakan menggunakan 6 kapal bor, yang dialokasikan untuk Perairan Bangka, Perairan Belitung, dan Perairan Kundur. Sedangkan untuk pemboran darat tetap difokuskan di daerah Bangka dan Belitung.