Jakarta – Tambang. PT Bursa Efek Indonesia sedang mengincar 52 perusahaan asing yang mempunyai bisnis (aset dan pendapatan) di Indonesia, sedangkan mereka melantai di bursa luar negeri. Beberapa perusahaan asing tersebut ada bergerak dalam bidang pertambangan, minyak dan gas.
“Banyak perusahaan yang joint venture atau penyertaan modal dan belum mempunyai “PT”, itu yang sudah sewajarnya melantai di BEI,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio di sela-sela RUPSLB di Bursa, kamis (20/10).
Masalahnya, perusahaan-perusahaan tersebut banyak yang sudah melantai di bursa di luar negeri. Tapi tidak di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini dilakukan BEI guna mencapai target perusahaan yang melantai di bursa tahun depan. Selain itu, BEI juga akan berusaha mempengaruhi perusahaan yang meminjam dana ke perbankan lebih dari Rp1 triliun untuk melantai di bursa. “Itu uang rakyat juga lho yang dipinjam,” jelas Tito.
Bahkan Tito juga menyasar 14 anak usaha BUMN/D untuk melantai. Serta mendorong perusahaan asuransi atas kewajiban untuk menginvestasikan dananya sebesar 20% di saham sesuai dengan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tahun 2017 mendatang, BEI menargetkan sebesar 35 perusahaan untuk melantai di bursa. Walaupun tahun ini targetnya hanya 25 perusahaan dan baru tercapai 16 perusahaan.