Bandung-TAMBANG. Jakarta Future Exchange (JFX) terus berbenah diri agar kegiatan transaksi terus meningkat. Komoditas terbaru yang sedang dikaji untuk diperdagangkan di JFX adalah bauksit.
Bauksit dipilih mengingat banyak respon dari pelaku industri bauksit yang menyatakan ketertarikannya untuk masuk JFX. “Baru persiapan dini. Masih lihat hasil uji kelayakannya,” ujar Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang di sela-sela workshop wartawan perdagangan berjangka komoditi Jumat (20/11).
Hingga saat ini ada beberapa komoditas sudah diperdagangkan melalui kontrak berjangka di JFX. Diantaranya adalah kopi, kakao, olein dan emas. Paulus mengaku tahun 2016 ini lebih optimistis dibanding 2015 karena ada berbagai kebijakan akan membantu para investor lebih memilih instrumen perdagangan berjangka.
“Tahun 2016 JFX menargetkan kenaikan 250% transaksi dari tahun 2015. Hingga Oktober 2015 US$ 3,6 juta untuk bilateral dan US$ 546.000 untuk multilateral, kita didominasi gold sama kopi,” ujarnya.
Paulus mengungkapkan, di tahun ke 15 ini, JFX masih belum sempurna, namun pihaknya terus berusaha menyempurnakan. Pasalnya, Indonesia sendiri adalah rajanya komoditas.
Sementara itu Direktur Kliring Berjangka Indonesia, Suyitno Affandi sepakat bahwa JFX perlu terus dimajukan agar lebih dikenal investor. “Edukasi masyarakat sangat diperlukan,”ujarnya.
Biasanya masyarakat menggunakan uang mereka untuk tabungan dan deposito lalu asuransi. Terakhir yang dilirik adalah industri perdagangan berjangka. Ia mengaku tidak semua nasabah cocok investasi di perdagangan berjangka. Hanya yang paham betul yang mau berinvestasi. “JFX adalah alternatif terakhir untuk berinvestasi,” paparnya.