TAMBANG, HANOI. DALAM tempo yang pendek, sebanyak 18 perusahaan Vietnam mengimpor batu bara secara langsung dari Rusia, Australia, Cina, dan Indonesia, untuk listrik, pabrik pupuk, dan pabrik semen. Menurut data dari Dinas Bea Cuka Provinsi Quang Ninh, untuk provinsi itu saja dalam empat bulan pertama 2016 diimpor 1,6 juta ton. Angka itu lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni 1,4 juta ton.
Vinacomin, BUMN produsen batu bara dari Vietnam, memiliki stok hingga 10 juta ton. Vinacomin merupakan importir batu bara terbesar di Vietnam.
Vinacomin mengimpor 300.000 ton, dalam empat bulan pertama 2016. Total, Vinacomin akan mengimpor 1,5 juta ton, tahun ini. Menurut perhitungan Vinacomin, batu bara impor $5-10 per ton lebih murah ketimbang produksi dalam negeri.
Menurut media Vietnam.net, mahalnya batu bara dalam negeri menimbulkan kesulitan bagi Vinacomin. ‘’Ketika harga batu bara di pasar dunia murah, orang lebih suka mendatangkan dari luar ketimbang menambang sendiri,’’ kata salah satu direkturnya.
Nguyen Huy Dong, pejabat Bea Cuka Provinsi Quang Ninh mengatakan, dengan bea masuk yang 0%, impor batu bara ke Provinsi Quang Ninh tahun ini akan naik tajam menjadi sekitar tujuh juta ton
Dalam laporannya Vinacomin menyebutkan, saat ini penjualan batu bara melambat karena beberapa pabrik pupuk, yang selama ini menjadi konsumen besarnya, mendapat kesulitan menjual produknya. Beberapa pembangkit listrik juga tengah menghadapi masalah, dan pabrik semen memutuskan menggunakan batu bara impor.
Akibatnya, produksi Vinacomin menumpuk. Total ada 10 juta ton batu bara produksinya yang tak terjual. Jumlah ini dinilai berbahaya, karena menurut hitungan ekonomi, jumlah maksimum yang boleh disimpan hanya 7-8 juta ton.
Menumpuknya batu bara di penyimpanan ini di masa lalu selalu disebutkan gara-gara turunnya konsumsi oleh industri. Tetapi kini orang terbuka matanya, yakni batu bara dari luar negeri harganya lebih menarik.
Analis memperingatkan, situasi akan makin buruk bagi Vinacomin, karena mulai 1 Juli pemerintah akan meningkatkan pajak eksploitasi sumber daya alam yang lebih tinggi.
‘’Sebagai penambang besar, Vinacomin tak pernah bisa berkompetisi dengan perusahaan tambang lain, seperti Dong Bac dan pemasok lainnya,’’ kata para analis.
Perusahaan pembangkit listrik cenderung menggunakan batu bara impor ketimbang batu bara produksi dalam negeri. Sebagai contoh, PLTU Duyen Hai di Provinsi Tra Vinh, yang selesai dibangun pada 2016, akan mengimpor 3,5-4 juta ton batu bara dari Indonesia.
Foto: pelabuhan batu bara di Vietnam.
Sumber foto: VietNamNet