Jakarta-TAMBANG. Pemerintah baru saja memutuskan harga batu bara domestik untuk batubara dipatok di USD70 per ton. Harga ini lebih murah dibanding harga pasar saat ini. Untuk menutup kerugian akibat harga batu bara untuk pasar domestik yang lebih tersebut PT Bukit Asam (PTBA) akan menggenjot produksi batu bara berkalori tinggi untuk diekspor.
“Tahun ini, kita targetkan antara 2-3 juta ton. Pasarnya kita sudah punya. Mereka menunggu kapan kita produksi,” terang Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin saat konferensi pers di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Senin (12/3).
Arvian juga menjelaskan saat ini batu bara yang diproduksi PTBA diantaranya yang kalori menengan (sub-bituminus) yakni batu bara dengan kadar antara 4.800-5.000 kkal/kg. Dan sekarang akan memproduksi batu bara kalori tinggi (bituminous) dengan kalori 6.700-7.200 kkal/kg. “Terus terang barang seperti ini masih langka. Bahkan ada (pembeli) yang mau bayar di depan,” terang Arviyan.
Lebih lanjut, pasar batu bara kalori tinggi milik PTBA tersebar mulai dari Jepang, Taiwan, India, hingga Cina. Bahkan juga domestik, yaitu industri peleburan baja.
Dengan demikian, Arvian menghimbau kepada para investor agar tidak terlalu khawatir mengenai kebijakan HBA DMO. Menurutnya, HBA DMO memang akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan, tapi hal itu tidak terlalu signifikan.
“Saya meminta, teman-teman investor jangan terlalu khawatir. Tapi saya juga terlalu naif kalau bilang (kebijakan HBA DMO) tidak berpengaruh. Tapi kita siasati dengan jual kalori tinggi, yang harganya sangat premium,” paparnya.
Selain itu, Arviyan juga menjelaskan alasan lain soal perbandingan harga batu bara selama 5 tahun terakhir. Menurutnya, Kewajiban DMO hanya sebesar 25 persen dari total produksi, sementara ekspornya diperbolehkan hingga 75 persen. Kuota 25 persen DMO yang dipatok seharga USD70 per ton tertutup dengan kuota 75 persen yang dibanderol USD101,85 per ton.
Dia menggambarkan jika 25 persen dikali USD70 hasilnya USD17,50. Selanjutnya, 75 persen dikali harga normal saat ini USD ialah USD76,95. Bila dijumlahkan, artinya rerata harga jual batu bara masih berkisar USD94 per ton.
“Kalau harga rata-rata masih USD90-an per ton, itu kan masih di atas tahun lalu. Bahkan terbaik selama lima tahun sebelumnya,” pungkasnya.