Jakarta-TAMBANG. PT Baramulti Suksessarana, Tbk (BSSR) yang memiliki konsesi di Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kembali melaporkan pada Bursa Efek Indonesia bahwa tak ada kegiatan pemboran eksplorasi yang dilakukan sepanjang Maret 2015. Sudah sejak 8 Juli 2013 silam, Baramulti tidak melakukan kegiatan eksplorasi akibat terkendala pembaharuan kontrak dengan pihak kontraktor bor dan kontraktor logging.
Sekretaris Perusahaan Baramulti Suksessarana, Geroad Panji Alamsyah, menuturkan jika kegiatan eksplorasi perseroan lancar, pihaknya melakukan kegiatan pemboran di area Bara 3 (blok paling barat konsesi). Dengan target open hole sebanyak 920 titik dan coring sebanyak 80 titik. Menurut rencana, perseroan dengan kode saham BSSR akan melakukan metode pemboran dengan menggunakan dua unit Jacro-175 dengan diameter lubang berukuran 76,00 mm.
“Dari kegiatan ekplorasi yang telah berjalan, di Bara 3 telah teridentifikasi sebanyak 25 seam dengan rata-rata ketebalan antara 0,63 meter hingga 2,37 meter. Sejumlah 8 seam potensi telah berhasil diidentifikasi sepanjang arah strike 500 meter hingga 1.800 meter dengan ketebalan yang mencapai 1 hingga 4 meter, dan kualitas kalori (GAR) berkisar antara 4.986 kcal per kg hingga 5.708 kcal per kg,” jelasnya seperti yang dilansir melalui keterbukaan informasi di BEI, Rabu (8/4).
Sebelumnya, pemboran dilakukan oleh CV Cosyindo Teknik salah satu kontraktor pemboran yang mengoperasikan dua unit rig jenis Jacro 175 dengan maksimal kedalaman 100 m. Kegiatan pemboran ini disupervisi langsung oleh BSSR. Sedangkan untuk kegiatan geophysical logging dilakukan oleh kontraktor PT Recsalog Geoprima yang barada di bawah pengawasan Divisi Eksplorasi Baramulti.
Geroad menjelaskan, jika kontrak pemboran telah rampung, pihaknya akan melanjutkan kegiatan pemboran stratigrafi dan infill drilling di area blok Bara 3. Targetnya, mengejar kemenerusan seam utama ke arah selatan.
Wilayah pertambangan perseroan dibagi menjadi empat blok, di mana batu bara yang akan dipasarkan berasal dari masing-masing blom. Hingga kini batu bara yang dihasilkan berasal dari Bara 8 (Blok 8) yang berada di daerah timur. Dijelaskan Geroad, produk batu bara BSSR memiliki spesifikasi nilai kalori rata-rata 5.100kcal/kg adb dengan total sulphur sebesar 0,51% adb.
Sementara eksplorasi di anak perusahaannya, yaitu PT Antang Gunung Meratus, selama Maret 2015, fokus melakukan kegiatan dokumentasi perkembangan harian penambangan, pemantauan keadaan pit penambangan, dan measured stratigraphic section di daerah Blok 3 Warute, Kalimantan Selatan. Sepanjang Maret 2015 lalu, kegiatan tersebut hanya memakan biaya sebesar Rp 5.955.000.