Jakarta, TAMBANG – Komisi VII DPR RI mengapresiasi pembangunan smelter nikel PT Vale yang terletak di desa Sambalangi, Morowali, Sulawesi Tengah karena menggunakan metode green energy. Hal ini disampaikan Lamhot Sinaga saat mengunjungi proyek tersebut.
“Kami melihat ternyata kawasan pembangunan Smelter ini sangat luas. Tentunya ini kawasan yang sangat besar dan informasi yang kami dapatkan tadi bahwa smelter nikel yang akan dibangun di tempat ini nantinya ialah sebuah smelter yang Green Energy,” ungkap Lamhot dalam keterangan resmi, Jumat (18/11).
Lamhot juga melihat keseriusan PT Vale Indonesia dalam mendukung langkah pemerintah dalam Transisi Energi di Tahun 2050 yang akan datang. Ia pun sekaligus mendorong pengolahan Minerba di Indonesia menjadi Green Energy.
“Komisi VII dalam hal ini sangat mendukung apabila smelter ini Green Energy. Karena kita akan masuk ke transisi energi di tahun 2050. Oleh karena itu semua Smelter hasil pengolahan dari Minerba kita harus dorong menjadi Green Energy,“ terang Politisi Partai Golkar itu.
Karena itu, ia bersyukur PT Vale Indonesia sangat serius dalam membangun Smelter dengan Green Energy. Ia pun berharap langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan Smelter tetap dalam konteks hilirisasi nikel dan Green Energy.
Bersama dua perusahaan asal Tiongkok yaitu Taiyuan Iron and Steel (group), Co.,Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai), Vale memang tengah menggarap smelter blok Bahodapi. Smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ini ditargetkan rampung pada tahun 2025.
Smelter akan menggunakan tenaga listrik tenaga gas alam sebagai komitmen Vale terhadap praktik penambangan yang berkelanjutan. Dengan begitu, pabrik ini nantinya memiliki intensitas emisi karbon terendah kedua setelah Pabrik yang ada di Sorowako.
“Salah satu komitmen keberlanjutan kami di Blok Bahadopi adalah diawali dengan solusi energy, mitra kami Tisco dan Xinhai telah sepakat mendukung untuk menggunakan sumber energi yang rendah karbon,” ujar Presiden Direktur Vale, Febriany Eddy beberapa waktu lalu.
Menurutnya, smelter ini nantinya akan memproduksi 73.000-80.000 metrik ton nikel per tahun. “Target produksi 37 ribu sampai 80 ribu metrik ton nikel per tahun,” bebernya.