Jakarta, TAMBANG – Asosiasi Pemasok Energi, Mineral dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) menggaet Oryon Watermill untuk menjajaki potensi bisnis hydropower di dalam negeri terutama sektor pertambangan.
“Sinergi ini kami lakukan untuk membuka peluang kerja sama antara perusahaan-perusahaan energi, mineral dan batu bara dalam Indonesia dengan Oryon Watermill dalam pengembangan teknologi energi terbarukan yang ramah lingkungan,” ujar Ketua Umum ASPEBINDO, Anggawira dalam Business Matchmaking di Jakarta, Kamis (12/10).
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi sumber daya aliran air yang cukup besar dan beragam, sehingga potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) alias hydropower di negara ini cukup signifikan. Sungai saja ada sekitar 4.400 baik besar maupun sedang yang dapat digunakan sebagai sumber energi bersih tersebut.
“Pelaku industri global sedang gencar mengkampanyekan penggunaan energi ramah lingkungan. Kita punya semuanya, tinggal mensinkronkan dengan penyedia teknologinya, Oryon Watermill di antaranya,” jelas dia.
Oryon Watermill adalah perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pengembangan dan penyediaan teknologi turbin air ramah lingkungan. Penerapannya bisa bermacam-macam seperti pada bendungan, sungai, aliran bebas, laut, air pengolahan bahkan aliran limbah.
“Turbin air Oryon Watermill dapat digunakan dalam berbagai penggunaan di antaranya ditempatkan di dasar sungai dengan selubung yang mempercepat aliran air ke luar hingga 50 persen. Prinsip yang sama bisa diterapkan di tengah Sungai di tengah tanggul digunakan sebagai tempat untuk menempatkan turbin ini,” ujar Chief Executive Officer Oryon Watermill, Dolp Pasman.
Dolp menyebut, teknologi buatannya sudah banyak digunakan oleh sejumlah negara seperti Belanda, Amerika dan Afrika.
“Di Amerika Selatan yaitu di Bakaaboto Suriname yang didukung langsung oleh pemerintah belanda dengan solusi off grid. Proyek diinisiasi pada tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada Kuartal IV 2023,” beber dia.
Tidak seperti energi angin atau energi surya, Oryon Watermill akan terus menghasilkan energi berkelanjutan dari arus air berkapasitas kilowatt hingga megawatt yang cukup untuk menyuplai energi berkelanjutan ke ribuan rumah.
Turbin Air yang 100 persen ramah ikan ini juga dapat digunakan di laut. Cara kerjanya, turbin diletakkan di dasar laut yang dibangun di atas lensa dengan konstruksi terbuka. Karena desain Oryon Watermill yang cerdas, tidak ada perubahan yang harus dilakukan ketika arah air berubah, bilah akan mengikuti tekanan air.
Perusahaan juga menyediakan teknologi yang bisa digunakan di daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan listrik. “Kami telah merancang turbin di permukaan khusus yang dapat diangkut dengan truk kecil,” pungkasnya.
Diketahui, beberapa perusahaan pertambangan di Indonesia memang sudah mengadopsi PLTA yang berkontribusi pada tujuan keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan mereka. Namun, melihat sumber daya air yang melimpah serta banyaknya perusahaan tambang yang beroperasi baik mineral maupun batu bara, penggunaan pembangkit listrik hijau ini dinilai masih belum optimal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu juga menyinggung bahwa potensi energi hijau yang dimiliki RI sangat melimpah hingga 434 gigawatt (Gw). PLTA dari Sungai Kayan, Kalimantan Utara saja potensinya bisa mencapai 95 Gw.
“Inilah potensi yang kita miliki sehingga akan menarik investasi. Kita juga membangun green industrial park, kawasan industri tapi hijau seluas 30.000 hektar di Kalimantan Utara, semuanya menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan yang ada di sana,” ujar Jokowi dalam pembukaan Mahasabha XIII KMHDI 2023, Rabu, (30/8).