Jakarta, TAMBANG. SEBUAH survei yang baru saja dilangsungkan oleh Mining Intelligence Center, lembaga di bawah konsultan teknologi Timetric, menunjukkan bahwa perusahaan tambang di Asia tengah dalam proses transisi menuju tambang digital. Timetric adalah konsultan yang menyediakan data riset untuk perusahaan, termasuk perusahaan tambang.
Survei itu dilakukan terhadap 100 eksekutif utama perusahaan tambang, di tujuh negara Asia: India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Vietnam, Mongolia, Thailand. Hasilnya diungkapkan di media miningglobal.com, hari ini.
Digitalisasi itu berlangsung terutama pada empat hal: peralatan survei; perangkat lunak untuk merancang tambang; pengelolaan tambang; analisa peralatan.
Menurut survei itu, empat jenis teknologi itu yang paling banyak dilihat oleh para eksekutif tambang, apakah mereka akan membeli yang baru atau tidak, dalam dua tahun mendatang. ‘’Dari survei terlihat bahwa para eksekutif ingin melengkapi tambangnya dengan teknologi baru,’’ kata Nez Guevara, Analis Senior Tambang MIC.
‘’Fokusnya adalah untuk memperbaiki perencanaan dan produktivitas. Mereka melakukannya dengan berinvestasi di peralatan survei untuk memperbaiki akurasi data, sehingga bisa merancang tambang dengan benar. Akurasi desain tambang sangat membantu manajemen dan penjadwalan operasi tambang. Sementara analisa peralatan dapat membantu memperbaiki waktu pakai, dan membantu penjadwalan tambang dengan meminimalkan waktu jeda,’’ kata Nez Guevara.
Dalam survei itu, responden ditanyak gagasannya untuk investasi di bidang teknologi pada 12 bidang. Mulai dari manajemen tambang, teknologi transportasi, pemantauan lingkungan, manajemen emisi, komunikasi, pengelolaan armada, serta teknologi untuk menghindari kecelakaan.
Survei menunjukkan, dorongan investasi digerakkan oleh keinginan meningkatkan keselamatan, produktivitas, dan pemangkasan biaya.
Hasil penting lainnya menunjukkan, tiga per empat tambang di Asia tidak akan berinvestasi di kendaraan otomatis dalam 10 tahun mendatang. Mesin dengan pengendali jarak jauh menduduki peringkat terendah sebagai peralatan yang mau diinvestasikan oleh perusahaan tambang di Asia.
Tambang batu bara dan logam utama adalah perusahaan yang paling berminat melakukan investasi.