Jakarta, TAMBANG – PT Arutmin Indonesia menjadi perusahaan tambang satu satunya yang menyuplai batu bara ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Asam Asam yang terletak di Desa Asri Mulia, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. PLTU berkapasitas 260 Megawatt ini menjadi sumber listrik utama di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Engineering Superintendent Arutmin, Abdul Kahar menyatakan, pasokan batu bara yang dipasok ke PLTU Asam Asam berasal dari site Asam Asam. Dia menyebut tiap bulan pihaknya memasok batu bara ke PLTU ini sebesar 100-130 ribu ton.
“PLTU ini (Asam Asam) kita supplier tunggal. Kapasitas dari PLTU dulu masih 92 ribu ton per bulan, sekarang 100 ribu sampai 130 ribuan per bulan. Jadi PLTU Asam Asam ini untuk mencakup Kalsel dan Kalteng,” beber dia saat ditemui di site Asam Asam, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (24/10)
Arutmin site Asam Asam tiap tahun bisa memproduksi batu bara sekitar 3 juta metrik ton. Setengah dari hasil produksi tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan PLTU Asam Asam.
“Jadi produksi kita ini naik turun tergantung pit yang dibuka, tergantung alat yang ada. Nah di tahun 2022 kemarin kita bisa produksi 3 juta ton batu bara dan tahun ini Insyaallah mungkin sekitar 3 juta juga. Jadi dari 3 juta itu 1,5 juta itu untuk PLTU Asam Asam,” jelasnya.
Kahar lalu menyampaikan, PLTU Asam Asam ini sekarang tidak hanya memenuhi kebutuhan kelistrikan Kalsel dan Kalteng, tapi juga sudah terhubung ke Kalimantan Timur.
“Sekarang sudah terkoneksi sama Mahakam di Kaltim, saat ada masalah bisa nyambung. Untuk suplai bukan ke PLTU Asam Asam saja, tapi juga ke PLTU Jawa juga,” bebernya.
“Sedangkan tambang seperti kintap dan lainnya mereka mensuplai ke PLTU Jawa,” pungkasnya.
Sebagai informasi, target produksi batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada tahun 2023 berkisar 75-80 juta metrik ton. Dari jumlah tersebut sebesar 20-30 juta metrik ton berasal dari Arutmin dan dari Kaltim Prima Coal (KPC) berkisar 45-50 juta metrik ton.