Jakarta, TAMBANG – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menggelar acara syukuran ulang tahun ke-29. Dalam acara syukuran ini, APBI menyelenggarakan diskusi dengan tema “Industri Batubara dalam Menopang Perekonomian Nasional”, di Jakarta, Rabu (21/11)
Hadir sebagai pembicara adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementrian Perhubungan Agus H Purnomo, Staf Ahli Wakil Presiden RI Mohamad Ikhsan dan Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia.
“Ada beberapa kontribusi industri pertambangan batu bara mulai dari penerimaan negara yang terus meningkat dan sebagai sumber energi,”kata Hendra saat menjelaskan tentang kontribusi industri batu bara bagi perekonomian nasional
Meski demikian, Hendra menyebut ada beberapa tantangan sektor pertambangan ke depan. Mulai mulai menguatnya kesadaran untuk menggunakan sumber energi bersih. Selain itu soal fluktuasi harga yang ada di pasar. Lalu ada juga masalah kepastian kapasitas produksi ke depan. Ini terkait dengan RPJM tahun 2019 sampai 2024. Kemudian kebijakan Pemerintah Cina terkait batu bara kalori rendah.
“Selain itu soal kebijakan DMO 25 persen dan transfer kuota yang sedang berjalan serta target produksi di 2019 dikaitkan dengan RPJM tahun 2019-2024. Karena bagi yang tidak mendukung pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi, akan jadikan target produksi dalam RPJM sebagai acuan,” tandas Hendra.
Ikhsan Mohamad, Staf Ahli Wakil Presiden RI dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa pokok pikiran terkait peran sektor pertambangan khusus batu bara dalam tiga aspek. Pertama, kontribusi pada pendapatan negara. Kedua pada upaya memangkas kemiskinan dan ketiga mengurangi kesenjangan.
“Kehadiran Industri pertambangan batu bara diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi baik nasional pun daerah. Kemudian mendorong pengurangan angka kemiskinan dan menurangi kesenjangan,” kata Ikhsan Mohamad.
Namun Ia mengakui, sifat dari industri ekstraktif adalah mengkreasikan pertumbuhan di satu sisi tetapi disisi lain menciptakan inequality.
“Oleh karenanya upaya yang harus dilakukan adalah meminimalkan kesenjangan,” tandas Ikhsan.
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementrian Perhubungan Agus H. Purnomo menyampaikan beberapa kebijakan di sektor perhubungan laut. Secara khusus terkait dengan industri batu bara seperti terminal khusus dan TUKS yang di areal pelabuhan.
Selain itu, Agus juga menyebutkan konsen ke depan sesuai dengan hasil kunjungan pihaknya bersama Direktur Pencegahan KPK, untuk memastikan barang yang diekspor sudah sesuai dengan yang dicantumkan dalam data.
Dalam diskusi ini juga disebutkan, Industri batu bara ke depan masih memiliki peran penting termasuk dalam menjaga Current Account Deficit.
Acara HUT APBI kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua APBI Pandu Sjahrir, dilanjutkan dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan sebagai keynote speech. Juga ada pemberian penghargaan pada Mantan Menteri Pertambangan, Soebroto. Dan diakhir acara ditampilkan kegiatan APBI dalam membantu korban gempa di Lombok dan Palu.