Beranda Batubara APBI Dorong Pemanfaatan Batu Bara Berkelanjutan Di Sumsel

APBI Dorong Pemanfaatan Batu Bara Berkelanjutan Di Sumsel

APBI Sumsel
Sekretaris Jenderal APBI, Haryanto Damanik

Palembang, TAMBANGAsosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mendorong pemanfaatan batu bara yang berkelanjutan di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Saat ini, Sumsel tercatat sebagai provinsi terbesar ketiga penghasil emas hitam di Indonesia.

Sekretaris Jenderal APBI, Haryanto Damanik mengatakan, pengelolaan lingkungan pada operasi pertambangan menjadi salah satu parameter untuk mengukur keberlanjutan. Sejauh ini, capaian reklamasi pascatambang di Sumsel terbukti telah mengalami pertumbuhan.

“Peran perusahaan pertambangan dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang baik sudah terbukti dengan capaian reklamasi pascatambang yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun” kata Haryanto dalam seminar bertajuk kontribusi pertambangan batu bara untuk membangun Sumsel yang digelar APBI di Palembang, pada Kamis (27/7).

Lebih lanjut, pemanfaatan batu bara di Sumsel sangat bertumpu pada pengembangan jalur logistik. Sehingga, investasi untuk ekspansi jalan darat atau air perlu dilirik oleh para pelaku usaha.

“Tentunya sektor logistik ini juga menjadi peluang investasi yang menarik ke depan dalam menunjang produktivitas perusahaan pertambangan batu bara,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, VP Corporate Planning PT Kereta Api Logistik Sitti Choiriah menjelaskan, pengangkutan batu bara dengan moda kereta api di Sumsel tercatat mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021, PT Kereta Api mencatatkan capaian pengangkutan batu bara sebesar 38,3 juta ton, kemudian pada tahun 2022 sebesar 45,4 juta ton, dan pada tahun 2023 sebesar 49 juta ton.

Angka tersebut ditargetkan bakal meningkat seiring investasi yang kini digelontorkan oleh PT Kereta Api. Rencananya pada tahun 2027, pengangkutan batu bara ditargetkan bakal melompat jadi 85 juta ton. Keputusan investasi pengembangan jalur kereta digulirkan untuk menjawab tantangan pengangkutan melalui jalur darat.

“Peningkatan produksi batu bara harus memastikan kesiapan pengangkutan. Sesuai arahan tidak mengganggu transportasi darat,” tandas Sitti Choiriah.