Jakarta, TAMBANG – PT Aneka Tambang meneken kerjasama pengembangan pabrik pengolahan dan pemurnian yang akan dibangun di Halmahera Timur. Proyek smelter ini diproyeksikan akan mempropduksi 320.000 ton Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace atau setara dengan 30.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).
“Proyek Pengembangan Pabrik NPI Blast Furnace Halmahera Timur ini merupakan salah satu tahapan penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas mineral yang dikelola oleh Perusahaan. Proyek tersebut akan menambah total produksi nikel tahunan Antam dan diharapkan akan mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan,” kata Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo melalui siaran resminya yang diterima tambang.co.id, Jumat (12/10).
Rencana pengembangan proyek itu dicanangkan dengan penandatangan Head of Agreement (HoA) antara Antam dengan Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd (OENI). Keduanya sepakat membubuhkan tanda tangan pada kesempatan Indonesia Investing Forum 2018, IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali.
Beberapa pokok perjanjian kerjasama Antam dengan OENI, diantaranya adalah Antam akan menjamin ketersediaan bahan baku bijih nikel di proyek NPI Blast Furnace sedangkan OENI akan memastikan sumber pendanaan dan penyelesaian konstruksi smelter tepat waktu.
Pokok perjanjian lainnya adalah Antam akan memperoleh kepemilikan sebesar 30 persen (free carry) sedangkan OENI sebesar 70 persen. Namun Antam memiliki opsi untuk melakukan pembelian saham menjadi mayoritas setelah lima tahun operasi.
Pabrik tersebut terdiri dari delapan line dengan total investasi sekitar USD320 juta. Dua line pertama diharapkan dapat memulai produksi pada kuartal IV tahun 2020, sedangkan secara keseluruhan ditargetkan beroperasi tahun 2023.
Proyek NPI Blast Furnace ini akan menambah portofolio pengolahan smelter Antam selain pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000-30.000 TNi, serta pabrik Feronikel Halmahera Timur yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi.
Untuk diketahui, penandatanganan itu dilakukan oleh Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo dengan Chairman and Director OENI, Li Ping Sheng dihadapan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M. Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono serta Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.