Jakarta, TAMBANG – PT Aneka Tambang (Antam) berencana mengembangkan pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur. Proyek tersebut diinisiasi untuk meramaikan geliat industri bahan baku baterai lithium di Indonesia.
Pabrik yang awalnya punya kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) itu, akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 320.000 ton NPI, atau setara dengan 30.000 TNi.
Proyek tersebut akan dikembangkan melalui dua tahapan. Tahap pertama, akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2020. Sedangkan tahap kedua, akan rampung di tahun 2023.
“Tahap pertama dengan kapasitas 15.000 TNi diharapkan dapat memulai produksi pada kuartal IV tahun 2020, sedangkan secara keseluruhan ditargetkan beroperasi tahun 2023,” tutur Sekretaris Perusahaan PT Antam, Aprilandi H Setia kepada tambang.co.id, Selasa (15/1).
Selain di Halmahera Timur, Antam juga punya pabrik pengolahan feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Kapasitasnya mencapai 27.000 TNi. Bijih nikel yang diserap, memiliki kadar rata-rata 1.8 persen.
“Antam tidak memiliki rencana pengembangan pabrik feronikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Rencana strategis terkait pengembangan pabrik ini telah selesai tahun 2016 yang ditandai dengan selesainya konstruksi Coal Fired Power Plant,” kata Aprilandi.
Sebelumnya, Pemerintah telah meresmikan peletakan batu pertama pendirian pabrik bahan baku baterai lithium, PT New Energy Materials. Lokasinya berada di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah. Ada tiga investor yang terlibat, di antaranya GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, PT QMB akan masuk ke tahap produksi mulai semester kedua tahun depan.
“Akan selesai 16 bulan, mulai produksi tahun depan pertengahan. Kalau jadi, nanti kita punya bahan baku baterai. Untuk sepeda motor (listrik), public transportation, commercial car, sedan, dan sebagainya,” tutur Luhut.