Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) melanjutkan catatan pertumbuhan solid di sepanjang 2024. Melalui anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang adalah pemilik konsesi dan operator tambang Batu Hijau, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia mencatat kinerja yang positif.
“AMMAN kembali melampaui ekspektasi, mencatat peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas serta konsentrat-masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6%, 7%, dan 6%,” terang Alexander Ramlie, Direktur Utama AMMAN.
Tidak hanya itu, tahun ini juga menjadi tonggak sejarah bagi produksi emas di Batu Hijau yang sebagian besar ditopang oleh bijih berkadar tinggi dari Fase 7 serta fokus tanpa henti pada efisiensi untuk menjaga posisi AMMAN sebagai salah satu produsen tembaga berbiaya terendah di dunia.
Dari sisi kinerja operasi, produksi tembaga meningkat 27% dibanding periode tahun 2023. Sementara produksi emas meningkat 73% dan merupakan capaian tertinggi sejak tambang Batu Hijau mulai beroperasi pada 2000. Produksi konsentrat juga naik 39% dibanding tahun 2023 dengan total produksi sebesar 755.083 metrik ton. Sementara volume material yang ditambang naik 2% dibanding tahun sebelumnya. Ini terjadi karena minimnya gangguan terutama dan juga cuaca yang mendukung.
Dengan predikat sebagai tambang tembaga berbiaya terendah di dunia, biaya penambangan per unit masih tetap terjaga. Memang ada sejumlah tantangan dalam operasi mulai dari jarak angkut truk yang lebih jauh, tekanan inflasi pada peralatan dan tenaga kerja. Namun perusahaan berhasil mengimbanginya lewat efisiensi operasional dan peningkatan volume material yang ditambang.
Dari sisi penjualan, AMMAN mencatat penjualan bersih sebesar US$2,664 juta atau naik 31% dari penjualan bersih di 2023 sebesar US$2.033 juta . “Rekor operasional kami tercermin dalam kinerja keuangan yang solid. Kenaikan ini didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23% dan 10%,” lanjut Alexander.
Menjelang akhir tahun 2024, sebagian konsentrat disisihkan untuk mendukung proses produksi dari smelter yang berangsur naik (rump up). “Kinerja keuangan kami yang kuat terutama didorong oleh peningkatan signifikan pada penjualan emas, yang menyumbang sekitar 55% dari total penjualan resmi atau naik 44% dibanding capaian 2023,”ungkap Alexander.
Dengan kinerja operasi dan penjualan yang positif, AMMAN sukses membukukan laba bersih sebesar US$642 juta di tahun 2024. Ini berarti naik signifikan sebesar 148% dari capaian 2023 sebesar US$259. Margin laba bersih naik dari 13% menjadi 24%. Selain itu, AMMAN berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang dengan ketentuan yang lebih menguntungkan.
Profitabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya. EBITDA naik 40% menjadi US$1.426 juta dari US$1.019 juta pada 2023. Sementara margin EBITDA naik dari 50% menjadi 54%.
Kami bangga dengan pencapaian tahun 2024 kami dan tetap berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan, serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi blaya, dan investasi strategis” ungkap Direktur Keuangan AMMAN Arief Sidarto.
Sementara total belanja modal di tahun 2024 naik 18% mencapai 1.792 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk smelter dan precious metal refinery (US$ 489 juta), PLTGU, Fasilitas LNG, fasilitas transmisi dan distribusi (US$261 juta), ekspansi pabrik konsentrat, termasuk desain ulang (US$610 juta), infrastruktur pendukung (US$198 juta) dan sustaining capital expenditure (US$234 juta).
Untuk proyek ekspansi terus berjalan dengan standar keselamatan yang ketat untuk memastikan keandalan fasilitas dalam jangka panjang. Kemudian komisioning smelter masih berlangsung dan berhasil memproduksi anoda tembaga pertama pada 12 Februari 2025, dengan katoda tembaga pertama diperkirakan akan dihasilkan pada akhir Maret 2025.
Seiring transformasi AMMAN dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan, Perusahaan menghadapi tantangan teknis, termasuk optimalisasi proses dan kinerja peralatan, yang penyelesaiannya sangat penting untuk kelancaran transisi menuju operasi berskala penuh.
Di luar pencapaian operasional ini, AMMAN sedang mendefinisikan ulang visi strategis, misi, dan nilai-nilai inti perusahaan untuk beradaptasi dengan industri yang semakin berbasis tekonologi. Transformasi ini didorong oleh program digitalisasi secara menyeluruh yang dirancang untukmengintegrasikan analitik data, mengoptimalkan alur kerja, dan membekali karyawan dengan teknologi generasi terbaru.
Dengan menyatukan operasi yang terintegrasi, budaya perusahaan yang diperbarui dan kapabilitas digital yang mutakhir, AMMAN memperkuat fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang,” tutup Alexander Ramlie.