Jakarta-TAMBANG. Kondisi pasar batu bara yang belum menunjukkan perbaikan telah menyebabkan kinerja keuangan perusahaan tambang batu bara mengalami tekanan. Salah satunya dialami PT Adaro Energy,Tbk. Berbagai langkah efisiensi pun dilakukan dan bahkan manajemen kembali mervisi target produksi batu bara tahun ini menjadi 53-54 juta ton dari sebelumnya 54-56 juta ton.
Presiden Direktur PT Adaro Energi,Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir dalam penyampaian laporan keuangan konsolidasi Unaudit periode 9 bulan di 2015 mengakui hal ini. “Saat ini profitabilitas Adaro sedang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat harga batubara yang terus menurun. Namun dalam kondisi yang penuh tantangan ini, bisnis model Adaro yang terintegrasi secara vertikal telah teruji dan pencapaian yang kami raih menunjukkan ketangguhan dari model bisnis Adaro. Kami optimis dapat mencapai target EBITDA operasional tahun 2015 sebesar US$550 juta hingga US$800 juta,”kata Garibaldi.
Saat ini menurut Garibaldi pihaknya terus menjalankan bisnis dan menerapkan strategi untuk memperkuat keberlanjutan bisnis inti Adaro. Strategi mengembangkan tiga motor penggerak pertumbuhan perusahaan terus dilakukan, yaitu pertambangan batu bara, jasa pertambangan dan logistik dan ketenagalistrikan.
“Kami juga terus menjalankan keunggulan operasional kami, meningkatkan efisiensi biaya di sepanjang rantai pasokan batubara, memperkuat unit logistik, bergerak lebih jauh ke hilir memasuki bisnis ketenagalistrikan dan tetap membayar dividen tunai tahunan,”terang Garibaldi.
Untuk diketahui kinerja Keuangan dalam 9 bulan tahun ini menunjukkan bahwa Pendapatan turun sebesar 16% menjadi US$2,112 juta disebabkan oleh penurunan volume penjualan sebesar 3% menjadi 41,2 juta ton dan penurunan harga jual ratarata sebesar 14%. Sementara EBITDA operasional tercatat turun 19% menjadi US$568 juta.
ADRO dapat menurunkan biaya kas batubara sebesar 13% dengan tidak termasuk royalti menjadi US$28,61 per ton terutama disebabkan oleh nisbah kupas, biaya penanganan dan pengangkutan batubara, dan harga bahan bakar yang lebih rendah serta dilakukannya berbagai upaya penurunan biaya.
Dari sisi kinerja keuangan pendapatan bersih dalam 9 bulan ini tercatat turun 19% menjadi US$181 juta. Sementara laba inti atau laba yang tidak termasuk komponen akuntansi non operasional, turun 21% menjadi US$228 juta.
Dari sisi produksi ADRO kembali menyesuaikan panduan produksi 2015 menjadi 52 – 54 juta ton dari sebelumnya 54 – 56 juta ton karena kondisi pasar yang penuh tantangan. Khusus di kuartal III, ADRO memproduksi 13,96 juta ton batubara melalui PT Adaro Indonesia (AI) dan PT Semesta Centramas (SCM). Dibanding periode yang sama tahun lalu angka ini turun 1%. Sedangkan total produksi batubara selama sembilan bulan di 2015 mencapai 39,84 juta ton. Jumlah ini lebih rendah 5% dibandingkan periode yang sama di tahun 2014.
Manajemen menilai saat ini pasar masih kelebihan pasokan yang kronis dan pertumbuhan permintaan yang lamban pada negara-negara pengimpor batubara utama. Faktor inilah yang memberi tekanan pada harga batubara.
Untuk menjaga kinerja tetap positif berbagai cara dilakukan. Pada kuartal III/2015 pemindahan lapisan penutup mencapai 76.72 juta bank cubic meter (Mbcm) atau 17% lebih rendah dari kuartal ketiga 2014 dan sejalan dengan target nisbah kupas tahun 2015 yang lebih rendah sebesar 5,33x. Nisbah kupas gabungan dari keempat tambang pada kuartal ini adalah 5,50x dan 5,35x dalam periode sembilan bulan sampai September 2015.
Sedangkan untuk penjualan ADRO menjual sebanyak 14,61 juta ton batubara di kuartal ketiga 2015, meningkat 3% dibandingkan kuartal ketiga 2014. Penjualan E4900 meningkat 23%, sementara E5000 dan E4000 turun masing-masing sebesar 13% dan 43% jika dibandingkan kuartal ketiga 2014.