Jakarta, TAMBANG – PT Adaro Energy Indonesia (Adaro) optimis bisa memproduksi batu bara yang sudah ditetapkan yaitu antara 58-60 juta ton pada tahun 2022. Diketahui, hingga kuartal III, Adaro mampu mengeruk batuan hitam itu sebesar 45,37 ton atau naik 14 persen dari periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 39,64 juta ton.
“Perusahaan tetap berupaya memenuhi target produksi FY22 yang ditetapkan 58 – 60 juta ton karena produksi saat ini mencapai 78% rentang bawah kisaran target,” kata Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Boy Thohir dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (4/11).
Selama sembilan bulan itu, kontributor terbesar berasal dari PT Adaro Indonesia yang mencapai 35,85 juta ton, naik 10 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 32,70 juta ton.
Kemudian dari Balangan Coal Companies (BCC) mencapai 4,86 juta ton batu bara. Angka ini naik 28 persen dari 3,80 juta ton di periode sama tahun lalu.
Sedangkan dari PT Adaro Mineral Indonesia Tbk (ADMR), perseroan mencatatkan produksi sebesar 2,56 juta ton, naik 48 persen dari periode sama di tahun 2021 yang hanya mencapai 1,73 ton.
Sedangkan dari PT Mustika Indah Permai (MIP) hanya sebesar 2,10 juta ton. Tapi angka ini yang paling besar kenaikannya dibanding yang lain yakni meningkat 49 persen dari tahun lalu yang hanya mencatatkan 1,41 juta ton.
Perseroan meyakini bahwa target produksi itu akan tercapai dengan lancar seiring dengan adanya sub-kontraktor baru, PT Putra Perkasa Abadi (PPA). PPA yang bekerja di bawah PT Saptaindra Sejati (SIS) telah beroperasi penuh sejak bulan Juli dan mendukung operasi SIS di lokasi tambang.
Operasi PPA pada volume pengupasan lapisan penutup terlihat pada peningkatan nisbah kupas pada 3Q22.
Sejalan dengan hal itu, volume penjualan batu bara hingga triwulan tiga ini juga naik 14% atau menjadi 44,17 juta ton dari 38,86 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Saya dapat pastikan kepada para pemegang saham bahwa kami akan terus berfokus pada eksekusi, SDM dan budaya, seiring langkah untuk meningkatkan investasi pada energi terbarukan, membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia dan berinvestasi pada rantai pasokan baterai kendaraan listrik,” beber Boy.