Beranda Tambang Today Abu Sayyaf Ancam Penggal Kepala Sandera

Abu Sayyaf Ancam Penggal Kepala Sandera

MANILA, TAMBANG. DUA warga Kanada, satu warga Norwegia, dan satu warga Filipina telah ditahan selama tujuh bulan di Filipina bagian selatan, oleh kelompok militan bersenjata Abu Sayyaf. Kelompok ini, yang mula-mula berkiblat ke Al Qaeda, tapi kemudian memilih ke Negara Islam Irak-Suria (ISIS) , pekan lalu mengeluarkan ancaman gawat: tebusan senilai £4,5 juta atau sekitar Rp 85,86 miliar harus dibayar paling lambat Senin jam 15.00 ini. Bila tidak, tiga sandera dari barat itu akan dipenggal.

 

 

Kelompok Abu Sayyaf saat ini juga menyandera 14 warga Indonesia awak kapal tongkang batu bara. Mereka adalah 10 orang awak kapal tongkang Brahma 12, dan 4 orang awak kapal TB Henry. Awak kapal Henry sebetulnya ada 10 orang, tetapi 6 orang berhasil melepaskan diri, satu di antaranya masih dirawat di Malaysia karena tertembak di dada.

 

 

Adapun awak kapal Brahma 12 hingga saat ini masih disandera. Penculik meminta tebusan 50 juta peso, atau sekitar Rp 14,2 miliar. Kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada kemungkinan tebusan itu dipenuhi oleh perusahaan pemilik kapal.

 

 

Akibat perairan di selatan Filipina yang tidak aman, dua pelabuhan batu bara, Banjarmasin dan Tarakan, melarang kapal pengangkut batu bara berlayar melewati perairan di selatan Filipina. Filipina pun bersiaga untuk mencari sumber pasokan batu bara dari Afrika Selatan atau Australia, yang biaya angkutnya lebih mahal. Indonesia memasok 70% batu bara termal untuk keperluan pembangkit listrik Filipina.
 

Penyanderaan dengan harapan mendapat tebusan duit, inilah modus kelompok Abu Sayyaf demi mendapatkan biaya.

 

 

Dalam video yang disiarkan akhir pekan lalu, tampak tiga sandera dengan badan kurus memohon-mohon sambil menangis agar pemerintah dan keluarga sandera membayar tebusan. Di belakang para sandera itu tampak sejumlah orang bersenjata, dengan sesekali mendorongkan bedilnya ke tubuh sandera.

 

 

Situasi yang menyeramkan itu kemudian mengundang beberapa reaksi negatif. Pemerintah Indonesia, melalui Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memperingatkan, kawasan di selatan Filipina itu bisa menjadi Somalia baru. Ia merujuk pada daerah yang banyak perompakan, sebagian di antaranya menimpa kapal Indonesia.

 

 

Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat pekan lalu juga memperingatkan warganya agar jangan pergi ke daerah yang dikuasai militan Abu Sayyaf itu, mereka sebut sebagai ‘’no-go zone’’. Kawasan itu diwarnai banyaknya penculikan, perompakan, terorisme, dan kekerasan.

 

 

Kawasan perairan di selatan Filipina setiap tahun diperkirakan dilewati kargo dengan muatan $40 miliar. Tanpa jaminan keamanan, lalu lalang kapal dengan muatan berharga itu dipastikan akan merosot drastis.

 

Foto : kelompok Abu Sayyaf dengan sandera dan Norwegia dan Kanada.

Sumber: www.heavy.com