Jakarta-TAMBANG. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang dirilis pada Senin (7/3), PT Timah (Persero) mencatat perolehan laba bersih Rp101,56 miliar. Angka itu turun 84,90% dari posisi laba bersih sebesar Rp673 miliar pada 2014.
Penurunan tersebut lantaran jumlah pendapatan usaha perseroan merosot menjadi Rp6,87 triliun di tahun lalu, bila dibanding raihan pendapatan usaha sebesar Rp7,51 triliun di 2014.
Beban pokok pendapatan mengalami kenaikan menjadi Rp6,18 triliun di 2015 atau meningkat dari posisi beban pokok pendapatan sebesar Rp5,90 triliun di akhir 2014. Sementara posisi laba kotor perseroan mengalami penurunan drastis menjadi Rp686,00 miliar di 2015 dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,61 triliun.
Posisi laba sebelum pajak penghasilan Rp168,16 miliar di 2015, turun dari posisi tahun sebelumnya Rp1,02 triliun. Sedangkan beban pajak penghasilan sebesar Rp66,60 miliar, turun dari posisi Rp351,85 miliar.
Total aset menjadi Rp9,27 triliun per akhir 2015, atau turun dari aset sebesar Rp9,84 triliun di 2014.
Meski begitu, Sekretaris Perusahaan, Agung Nugroho mengatakan perseroan berhasil menurunkan biaya produksi sebesar 20,41% year on year (YoY) dibanding tahun sebelumnya.
Penurunan itu, ujar Agung, dilakukan untuk mengefektifkan dan mengendalikan biaya diantaranya pemakaian bahan bakar minyak (BBM), suku cadang serta menghentikan alat produksi yang tidak produktif dan berbiaya tinggi.
Selain itu, ujar Agung, Untuk menjaga kesinambungan, perusahaan pelat merah itu melakukan versifikasi udaha dengan membentuk anak perusahaan seperti PT Rumah Sakit Bhakti Timah yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, anak perusahaan di bidang properti serta mengolah mineral ikutan Tanah Jarang.
Sepanjang 2015 kinerja operasional perusahaan berkode saham TINS itu mencatat produksi bijih timah sebesar 26.361 ton sedangkan tahun lalu 32.319 ton. Sementara produksi logam timah sebanyak 27.431 Mton dibanding tahun lalu 27.550 Mton. Dan penjualan logam timah sebesar 30.087 Mton dibanding tahun lalu yang hanya 26.907 Mton.