JAKARTA, TAMBANG. MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said termasuk salah satu menteri yang dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, semalam. Tidak jelas isi pembicaraan antara Sudirman Said dan Presiden.
Hanya saja, Sudirman Said mengeluarkan pernyataan lewat akun twitternya, yang bisa ditafsirkan sebagai kalimat pamitan. Ia menulis, ‘’Alhamdulillah, tugas besar selesai. Ladang amal & perjuangan makin lebar. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia yang hebat ini. Thx.’’
Kalimat itu dicuitkan Sudirman Said sekitar jam 22, dan hingga pagi ini dicuitkan ulang sebanyak 289 kali, cukup banyak.
Kicauan itu ditanggapi oleh Said Didu, Staf Khusus Menteri ESDM yang membawai percepatan hilirisasi mineral: TERUS BERJUANG.
Sekitar jam 7 pagi, Said Didu mengeluarkan tweet: ‘’Jangan pernah lelah berbuat perubahan untuk perbaikan. Selalu hargai dan hormati keputusan pimpinan.’’
Sebelumnya, Said Didu mengeluarkan tweet lainnya: ‘’Dalam jbtn politik, jangan pernah merasa orang paling penting atau paling dibutuhkan krn belum tentu kehebatan anda dibutuhkan.’’
Kicauan Said Didu itu mendapat sambutan positif. Seorang pengukut Said Didu menanggapi dengan heroik. Katanya ‘’@sudirmansaid @saididu mantaap.menteri teladan,mental petarung,sebesar apapun musuh di dalam/luar,mampu di tampakkan dan prestasi terwujud.’’
Sudirman Said disebut-sebut akan diganti Candra Tahar, alumni ITB yang memang bergelut di dunia perminyakan. Ia termasuk salah satu yang mendorong pembangunan kilang Masela di daratan.
Bila benar Sudirman Said diganti, sejumlah pekerjaan rumah masih belum selesai. Hal utama adalah program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. Di berbagai kesempatan Sudirman mengatakan, faktor listrik bila tak dikelola dengan baik, akan mengganggu kinerja Presiden Jokowi.
‘’Kekurangan listrik itu sangat terasa. Kalau sampai lampu mati, atau giliran, itu bisa jadi pertanda kekurangan listrik,’’ kata Sudirman Said.
Dalam pendapat Sudirman Said, kelambatan program 35.000 MW itu disebabkan oleh PLN yang sengaja menghambat .
‘’Seharusnya sebagai pelaksana, PLN tinggal menjalankan perintah regulator, yaitu Menteri ESDM,’’ kata Sudirman. ‘’Eh, ini kok pakai menawar-nawar segala,’’ katanya
Akhir pekan lalu, dalam acara jamuan kopi pagi, Sudirman melontarkan lagi unek-uneknya. Ia mengritik habis Sofyan Basir, yang lebih banyak bertemu Menteri BUMN ketimbang menteri teknisnya, yaitu Sudirman Said.